Pendapat ahli kesehatan tentang keamanan aktivitas mendaki gunung. – Pendapat Ahli Kesehatan tentang Keamanan Mendaki Gunung: Right, so you’re thinking of tackling that mountain, eh? Sounds proper brill, but before you even think about lacing up your boots, let’s get one thing straight: climbing ain’t a walk in the park. It’s a serious undertaking that can seriously mess you up if you’re not prepared. This article’s gonna give you the lowdown on what health pros say about staying safe while conquering those peaks.
Get ready to learn some crucial stuff!
Mendaki gunung menawarkan pengalaman yang luar biasa, tetapi juga menyimpan risiko kesehatan yang signifikan. Dari hipotermia yang mematikan hingga penyakit ketinggian yang melemahkan, bahaya mengintai di setiap sudut. Kebugaran fisik yang memadai, perlengkapan yang tepat, dan pengetahuan pertolongan pertama yang solid adalah kunci untuk bertahan hidup dan menikmati petualangan. Artikel ini akan membahas pendapat para ahli kesehatan tentang cara meminimalkan risiko dan memastikan pendakian yang aman dan menyenangkan.
Risiko Kesehatan Mendaki Gunung

Mendaki gunung, aktivitas yang menantang sekaligus menyegarkan jiwa, menyimpan potensi risiko kesehatan yang perlu dipahami dengan baik. Keindahan alam yang memesona tak boleh mengaburkan kewaspadaan kita terhadap bahaya yang mengintai di ketinggian. Pemahaman yang komprehensif mengenai risiko ini akan membantu pendaki, baik pemula maupun berpengalaman, untuk mempersiapkan diri dan menikmati petualangan dengan lebih aman dan bertanggung jawab.
Aktivitas mendaki gunung melibatkan tantangan fisik dan mental yang signifikan. Kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti perubahan suhu drastis, udara tipis, dan medan yang sulit, dapat memicu berbagai masalah kesehatan jika tidak diantisipasi dengan tepat. Oleh karena itu, pengetahuan yang mendalam tentang potensi bahaya dan langkah-langkah pencegahan menjadi sangat krusial.
Potensi Bahaya Kesehatan Saat Mendaki Gunung
Beberapa risiko kesehatan umum yang sering terjadi selama pendakian gunung antara lain hipotermia, dehidrasi, dan penyakit ketinggian (AMS – Acute Mountain Sickness). Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada yang dihasilkan, menyebabkan penurunan suhu tubuh secara drastis. Dehidrasi, akibat kehilangan cairan tubuh yang berlebihan karena keringat, dapat melemahkan tubuh dan mengganggu fungsi organ vital. Sementara itu, penyakit ketinggian muncul akibat kurangnya oksigen di ketinggian, menimbulkan gejala seperti sakit kepala, mual, dan sesak napas.
Kondisi ini dapat berkembang menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Contoh Kasus Dampak Buruk Mendaki Gunung Bagi Kesehatan
Sebuah kasus nyata menunjukkan betapa pentingnya persiapan dan kewaspadaan dalam mendaki gunung. Seorang pendaki pemula yang kurang pengalaman mengalami dehidrasi berat dan hipotermia setelah tersesat selama beberapa jam di jalur pendakian yang terjal dan bercuaca buruk. Kejadian ini mengakibatkan rawat inap dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya perencanaan yang matang, termasuk membawa perlengkapan yang cukup dan memahami kondisi fisik diri sendiri sebelum memulai pendakian.
Perbandingan Risiko Kesehatan Pendaki Pemula dan Berpengalaman
Risiko Kesehatan | Pendaki Pemula | Pendaki Berpengalaman | Langkah Pencegahan |
---|---|---|---|
Hipotermia | Risiko tinggi, kurangnya pengetahuan tentang pakaian dan peralatan yang tepat. | Risiko lebih rendah, lebih berpengalaman dalam memilih pakaian dan peralatan. | Membawa pakaian hangat yang cukup, memahami teknik berpakaian berlapis. |
Dehidrasi | Risiko tinggi, kurangnya kesadaran akan pentingnya hidrasi. | Risiko lebih rendah, lebih terlatih dalam manajemen cairan tubuh. | Membawa cukup air minum, mengonsumsi cairan elektrolit. |
Penyakit Ketinggian | Risiko tinggi, tubuh belum teraklimatisasi dengan ketinggian. | Risiko lebih rendah, tubuh lebih terbiasa dengan ketinggian. | Naik secara bertahap, aklimatisasi yang cukup, konsumsi obat pencegah AMS jika diperlukan. |
Cedera | Risiko tinggi, kurangnya pengalaman dalam teknik pendakian yang aman. | Risiko lebih rendah, lebih terampil dalam teknik pendakian dan penggunaan peralatan. | Latihan fisik yang cukup, mempelajari teknik pendakian yang benar, menggunakan peralatan yang sesuai. |
Faktor Lingkungan yang Meningkatkan Risiko Kesehatan
Beberapa faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko kesehatan saat mendaki gunung antara lain cuaca buruk (hujan, angin kencang, suhu ekstrem), ketinggian yang sangat tinggi, medan yang sulit dan berbahaya (tebing terjal, jalur yang licin), serta paparan sinar matahari yang berlebihan. Kondisi-kondisi ini dapat memperparah risiko hipotermia, dehidrasi, penyakit ketinggian, dan cedera fisik.
Langkah Pencegahan Risiko Kesehatan Selama Pendakian Gunung, Pendapat ahli kesehatan tentang keamanan aktivitas mendaki gunung.
Pencegahan merupakan kunci utama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan selama pendakian gunung. Langkah-langkah pencegahan yang efektif meliputi:
- Persiapan fisik yang matang dengan latihan rutin.
- Aklimatisasi yang cukup sebelum mendaki di ketinggian.
- Membawa perlengkapan yang memadai, termasuk pakaian hangat, perlengkapan pertolongan pertama, dan cukup air minum.
- Mempelajari rute pendakian dan kondisi cuaca sebelum memulai pendakian.
- Mendaki bersama pendaki lain dan memberitahukan rencana pendakian kepada orang lain.
- Memahami dan mengikuti teknik pendakian yang aman.
- Mengetahui tanda-tanda dan penanganan awal penyakit ketinggian.
- Menghindari pendakian jika kondisi fisik tidak memungkinkan.
Persiapan Fisik dan Kesehatan Sebelum Mendaki
Mendaki gunung adalah aktivitas yang menantang dan mengasyikkan, namun membutuhkan persiapan fisik dan kesehatan yang matang. Keberhasilan pendakian dan keselamatan Anda sangat bergantung pada kesiapan tubuh untuk menghadapi kondisi ekstrem di ketinggian. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan dan latihan fisik yang terencana menjadi kunci utama untuk menikmati petualangan mendaki gunung dengan aman dan menyenangkan.
Pemeriksaan Kesehatan Pra-Pendakian
Sebelum memulai pendakian, konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh akan memastikan Anda dalam kondisi prima dan mampu menghadapi tantangan fisik selama pendakian. Dokter akan mengevaluasi kondisi jantung, paru-paru, dan sistem tubuh lainnya, memastikan Anda siap menghadapi perubahan tekanan udara dan aktivitas fisik yang berat.
- Pemeriksaan tekanan darah dan denyut jantung.
- Tes fungsi paru untuk menilai kapasitas pernapasan.
- Pemeriksaan kesehatan jantung, termasuk EKG jika diperlukan.
- Konsultasi mengenai riwayat penyakit dan pengobatan yang sedang dikonsumsi.
- Analisis kondisi fisik dan saran latihan yang sesuai.
Kondisi Fisik Ideal untuk Mendaki Gunung
Kondisi fisik ideal untuk mendaki gunung mencakup daya tahan kardiovaskular yang baik, kekuatan otot, dan fleksibilitas. Tubuh yang kuat dan bugar akan mampu menghadapi medan yang berat, perubahan ketinggian, dan beban yang dibawa selama pendakian. Ketahanan tubuh yang prima memastikan Anda dapat menikmati perjalanan tanpa merasa kelelahan yang berlebihan.
Tips Mempersiapkan Fisik untuk Pendaki Pemula
Bagi pemula, memulai persiapan fisik secara bertahap sangat penting. Jangan langsung memaksakan diri dengan latihan yang berat. Mulailah dengan latihan ringan dan secara bertahap tingkatkan intensitas dan durasi latihan. Konsistensi adalah kunci untuk mencapai kondisi fisik yang optimal.
- Jalan kaki atau jogging secara teratur, minimal 3-4 kali seminggu.
- Latihan kekuatan otot dengan beban ringan, fokus pada otot kaki dan punggung.
- Latihan fleksibilitas seperti peregangan untuk mencegah cedera.
- Naik turun tangga secara rutin untuk melatih kekuatan kaki dan daya tahan jantung.
- Membawa beban saat latihan jalan kaki untuk mensimulasikan kondisi pendakian.
Latihan Fisik Efektif untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Beberapa latihan fisik efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebelum mendaki gunung antara lain :
- Latihan kardio: Jogging, bersepeda, renang, atau senam aerobik meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru. Contohnya, jogging selama 30-60 menit, 3-4 kali seminggu, secara bertahap meningkatkan jarak dan intensitasnya.
- Latihan kekuatan: Squat, lunges, dan plank memperkuat otot kaki dan inti tubuh yang sangat penting untuk mendaki. Contohnya, melakukan 3 set, 10-12 repetisi untuk setiap latihan, 2-3 kali seminggu.
- Latihan interval: Menggabungkan periode latihan intensitas tinggi dengan periode istirahat atau latihan intensitas rendah. Ini membantu meningkatkan daya tahan dan kekuatan secara efektif. Contohnya, berlari cepat selama 1 menit, lalu berjalan santai selama 2 menit, diulang selama 20-30 menit.
- Pendakian bukit: Mensimulasikan kondisi pendakian yang sebenarnya, melatih kekuatan kaki dan daya tahan tubuh. Carilah bukit atau tanjakan yang cukup menantang dan latih diri secara bertahap.
Perlengkapan dan Perbekalan yang Mempengaruhi Kesehatan

Mendaki gunung adalah aktivitas yang menantang dan menyegarkan, namun kesehatan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Perlengkapan dan perbekalan yang tepat bukan hanya meningkatkan kenyamanan, tetapi juga berperan krusial dalam mencegah cedera dan masalah kesehatan selama pendakian. Pemilihan yang cermat akan melindungi Anda dari berbagai risiko yang mungkin dihadapi di alam bebas, memastikan perjalanan pendakian yang aman dan menyenangkan.
Persiapan yang matang meliputi pemilihan perlengkapan yang tepat sesuai kondisi medan dan cuaca. Kegagalan dalam hal ini dapat berdampak serius terhadap kesehatan dan keselamatan Anda. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang pentingnya setiap perlengkapan sangatlah vital.
Daftar Perlengkapan Kesehatan Penting
Berikut adalah beberapa perlengkapan dan perbekalan penting yang berhubungan dengan kesehatan selama pendakian. Persiapan yang teliti akan meminimalisir risiko dan memastikan pendakian yang aman dan nyaman.
-
P3K Lengkap:
P3K harus berisi perban, plester, antiseptik, obat penghilang rasa sakit, obat diare, obat alergi, dan alat-alat medis dasar lainnya. Keberadaan P3K yang lengkap dan mudah diakses merupakan kunci penanganan cedera atau penyakit ringan di medan yang terpencil.
-
Jaket dan Celana Anti Air:
Lindungi tubuh dari hujan dan cuaca dingin yang ekstrim. Pilihlah bahan yang ringan, tahan air, dan breathable untuk mencegah hipotermia. Bahan Gore-Tex atau sejenisnya merupakan pilihan yang baik.
-
Sepatu Pendakian yang Tepat:
Sepatu yang nyaman dan sesuai dengan bentuk kaki sangat penting untuk mencegah lecet dan cedera kaki. Pilihlah sepatu yang kokoh, memiliki daya cengkeram yang baik, dan memberikan dukungan yang cukup untuk pergelangan kaki.
-
Sunscreen dan Lip Balm dengan SPF Tinggi:
Sinar matahari di ketinggian lebih intens. Lindungi kulit dan bibir dari sengatan matahari dengan menggunakan sunscreen dan lip balm dengan SPF tinggi secara rutin.
-
Headlamp atau Senter:
Penting untuk navigasi dan keamanan di malam hari atau saat berada di area dengan pencahayaan yang minim. Pastikan baterai selalu terisi penuh.
-
Perlengkapan Penghangat Tubuh:
Sarung tangan, topi, dan pakaian penghangat tambahan sangat penting untuk mencegah hipotermia, terutama di daerah pegunungan yang dingin. Bahan fleece atau wool merupakan pilihan yang baik.
Dampak Negatif Penggunaan Perlengkapan yang Tidak Memadai
Penggunaan perlengkapan yang tidak memadai dapat berdampak negatif serius terhadap kesehatan pendaki. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari cedera ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa. Contohnya, sepatu yang tidak tepat dapat menyebabkan lecet dan cedera kaki yang parah, sementara kurangnya pakaian hangat dapat mengakibatkan hipotermia. Begitu pula, P3K yang tidak lengkap dapat menghambat penanganan cedera atau penyakit di medan yang terpencil.
Panduan Pemilihan Perlengkapan Kesehatan untuk Berbagai Kondisi
Pemilihan perlengkapan kesehatan harus disesuaikan dengan kondisi cuaca dan medan yang akan dihadapi. Untuk pendakian di daerah tropis yang lembap, prioritaskan pakaian yang cepat kering dan bernapas, serta perlindungan dari sinar matahari dan serangga. Sebaliknya, untuk pendakian di daerah pegunungan yang dingin, perlengkapan penghangat tubuh dan perlindungan dari cuaca ekstrim menjadi sangat penting. Pertimbangkan juga medan pendakian; medan yang terjal dan berbatu membutuhkan sepatu pendakian yang kokoh dan memberikan dukungan yang baik untuk pergelangan kaki.
Contoh Perlengkapan Kesehatan Ideal
Sebagai contoh, sebuah ransel P3K ideal akan berisi perban steril berbagai ukuran, plester anti air, antiseptik cair dan salep, analgesik (obat penghilang rasa sakit) seperti ibuprofen atau paracetamol, obat diare, obat antihistamin untuk reaksi alergi, gunting kecil, pinset, dan termometer. Jaket anti air yang ideal terbuat dari bahan Gore-Tex atau bahan serupa yang tahan air dan breathable, memungkinkan sirkulasi udara untuk mencegah kelembapan berlebih.
Sepatu pendakian yang ideal memiliki sol yang kuat dengan daya cengkeram yang baik pada berbagai permukaan, serta memberikan dukungan yang cukup untuk pergelangan kaki dan mencegah lecet.
Penanganan Keadaan Darurat Kesehatan di Gunung

Mendaki gunung adalah aktivitas yang menantang dan menyegarkan, namun juga menyimpan potensi risiko kesehatan. Kemampuan untuk menangani keadaan darurat dengan tepat dapat menjadi penentu keselamatan dan keberhasilan pendakian. Pengetahuan pertolongan pertama yang memadai, serta persiapan yang matang, merupakan kunci utama untuk menghadapi situasi tak terduga di ketinggian.
Langkah-Langkah Pertolongan Pertama untuk Kondisi Darurat
Berbagai kondisi darurat dapat terjadi selama pendakian, seperti cedera, hipotermia, dan serangan jantung. Kecepatan dan ketepatan pertolongan pertama sangat krusial untuk meminimalisir dampak negatif. Berikut beberapa langkah penanganan dasar yang perlu diketahui:
- Cedera: Tetapkan tingkat keparahan cedera. Berikan perawatan awal seperti pembersihan luka, balutan, dan imobilisasi jika diperlukan. Hindari memindahkan korban kecuali benar-benar diperlukan untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. Prioritaskan penanganan syok dengan menjaga suhu tubuh korban dan memberikan cairan jika memungkinkan.
- Hipotermia: Tanda-tanda hipotermia meliputi menggigil hebat, kebingungan, dan penurunan kesadaran. Langkah pertama adalah memindahkan korban ke tempat yang lebih hangat dan kering. Berikan pakaian hangat dan selimut. Jika memungkinkan, berikan minuman hangat (jangan alkohol) secara perlahan. Pemanasan tubuh secara bertahap lebih disarankan daripada pemanasan yang mendadak.
- Serangan Jantung: Tanda-tanda serangan jantung meliputi nyeri dada yang hebat, sesak napas, dan keringat dingin. Berikan pertolongan pertama berupa CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) jika korban tidak sadar dan tidak bernapas. Hubungi bantuan medis sesegera mungkin.
Panduan Komunikasi Darurat di Daerah Terpencil
Komunikasi di daerah terpencil saat mendaki gunung bisa menjadi tantangan. Persiapan dan pengetahuan tentang metode komunikasi darurat sangat penting.
Metode Komunikasi | Keunggulan | Kelemahan | Catatan |
---|---|---|---|
Telepon Satelit | Jangkauan luas, sinyal stabil di daerah terpencil | Biaya tinggi, memerlukan perangkat khusus | Pastikan baterai terisi penuh sebelum pendakian. |
Radio HT (Handy Talkie) | Komunikasi jarak pendek, relatif terjangkau | Jangkauan terbatas, membutuhkan frekuensi yang tepat | Koordinasikan frekuensi dengan tim pendakian. |
Peluit Darurat | Mudah digunakan, ringan, tidak memerlukan daya | Jangkauan terbatas, hanya efektif untuk jarak dekat | Berikan isyarat yang konsisten dan berulang. |
Sinyal Darurat (misal, cermin) | Tidak memerlukan teknologi, dapat digunakan di kondisi darurat ekstrem | Membutuhkan keahlian dan kondisi cuaca yang mendukung | Pelajari teknik pembuatan sinyal darurat yang efektif. |
Pentingnya Pengetahuan Pertolongan Pertama dan Alat Medis Dasar
Pengetahuan pertolongan pertama yang memadai dan kelengkapan alat medis dasar adalah investasi penting dalam keselamatan pendakian. Keterampilan ini tidak hanya membantu menangani cedera ringan, tetapi juga dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat yang mengancam jiwa. Penting untuk memahami penggunaan alat-alat medis seperti perban, plester, antiseptik, dan obat-obatan dasar.
Skenario Keadaan Darurat dan Penanganan yang Tepat
Bayangkan skenario: Seorang pendaki mengalami cedera kaki parah akibat terpeleset di medan yang terjal. Kondisi lokasi terpencil dan cuaca buruk menghambat evakuasi cepat. Penanganan yang tepat meliputi: (1) Imobilisasi kaki yang cedera menggunakan alat improvisasi (misalnya, ranting dan kain), (2) Memberikan pertolongan pertama untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi, (3) Menghubungi tim penyelamat melalui telepon satelit atau radio HT, (4) Menjaga korban tetap hangat dan tenang sampai bantuan tiba.
Identifikasi Tanda-Tanda Bahaya dan Tindakan Pencegahan
Mengenali tanda-tanda bahaya selama pendakian sangat penting untuk mencegah kecelakaan. Beberapa tanda bahaya yang perlu diwaspadai meliputi: cuaca buruk (hujan lebat, badai, salju), medan yang berbahaya (tebing curam, jalur licin), kelelahan, dehidrasi, dan gejala ketinggian (AMS – Acute Mountain Sickness). Tindakan pencegahan meliputi: mempersiapkan diri dengan perlengkapan yang memadai, memantau kondisi cuaca, memilih jalur pendakian yang sesuai dengan kemampuan, menjaga kondisi fisik, dan minum air yang cukup.
Efek Jangka Panjang Mendaki Gunung terhadap Kesehatan: Pendapat Ahli Kesehatan Tentang Keamanan Aktivitas Mendaki Gunung.

Mendaki gunung, aktivitas yang menantang sekaligus menyegarkan, memberikan dampak jangka panjang yang kompleks terhadap kesehatan. Baik aspek fisik maupun mental terpengaruh, membutuhkan pemahaman yang komprehensif untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalisir risiko.
Dampak Positif Jangka Panjang Mendaki Gunung terhadap Kesehatan Fisik dan Mental
Aktivitas mendaki gunung secara konsisten dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesehatan jangka panjang. Tubuh terlatih menghadapi tantangan fisik, sementara pikiran dilatih untuk mengatasi hambatan mental. Keuntungannya meliputi peningkatan kebugaran kardiovaskular, kekuatan otot, dan daya tahan tubuh. Selain itu, mendaki gunung juga dapat meningkatkan kualitas tidur, mengurangi stres, dan meningkatkan suasana hati berkat paparan alam yang menenangkan.
Dampak Negatif Jangka Panjang Mendaki Gunung terhadap Kesehatan Fisik dan Mental
Meskipun bermanfaat, mendaki gunung juga memiliki potensi risiko jangka panjang jika tidak dilakukan dengan bijak dan persiapan yang matang. Cedera sendi, seperti lutut dan pergelangan kaki, merupakan risiko yang cukup umum. Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Kelelahan fisik dan mental yang ekstrem juga dapat berdampak negatif, bahkan memicu depresi atau kecemasan jika tidak dikelola dengan baik.
Tinggi tempat yang ekstrem juga dapat memicu masalah pernapasan bagi sebagian orang.
Perbandingan Manfaat dan Risiko Mendaki Gunung dalam Konteks Kesehatan Jangka Panjang
Membandingkan manfaat dan risiko mendaki gunung penting untuk pengambilan keputusan yang tepat. Berikut perbandingan singkatnya:
- Manfaat: Peningkatan kebugaran kardiovaskular, kekuatan otot, daya tahan, kesehatan mental yang lebih baik, pengurangan stres, peningkatan kualitas tidur.
- Risiko: Cedera sendi, masalah pernapasan di ketinggian, kanker kulit akibat paparan sinar matahari, kelelahan fisik dan mental yang berlebihan, potensi cedera akibat jatuh atau kecelakaan.
Secara keseluruhan, manfaat mendaki gunung cenderung lebih besar daripada risikonya, asalkan dilakukan dengan persiapan yang matang, teknik yang tepat, dan kesadaran akan batas kemampuan diri.
Aktivitas Pendukung untuk Meminimalisir Dampak Negatif Mendaki Gunung
Beberapa aktivitas pendukung dapat membantu meminimalisir dampak negatif mendaki gunung. Penting untuk mempersiapkan tubuh secara fisik melalui latihan rutin sebelum pendakian. Pelatihan kekuatan dan kardiovaskular akan meningkatkan ketahanan dan mengurangi risiko cedera. Selain itu, pendidikan tentang teknik mendaki yang aman dan pengetahuan tentang pertolongan pertama sangat penting. Konsultasi dengan dokter sebelum pendakian, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, juga sangat direkomendasikan.
Program Pemulihan Pasca Pendakian Gunung untuk Menjaga Kesehatan
Pemulihan pasca pendakian sangat krusial untuk mengembalikan kondisi tubuh dan pikiran ke keadaan normal. Istirahat yang cukup sangat penting untuk memperbaiki otot yang lelah. Konsumsi makanan bergizi dan terhidrasi dengan baik juga membantu proses pemulihan. Aktivitas ringan seperti peregangan atau yoga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan kekakuan otot. Penting untuk mendengarkan tubuh dan menghindari aktivitas berat selama beberapa hari setelah pendakian untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya.
Pemungkas

So there you have it, mate! Climbing mountains is wicked, but it’s not a game. Being prepared is absolutely key – it’s not just about looking cool in your gear. Remember, listening to your body, having a solid plan, and knowing what to do in an emergency is what separates a proper adventure from a right nightmare.
Get clued up, stay safe, and enjoy the amazing views!